International migration has become a major international trend in recent decades. Australia is one of the main destination countries for immigrants, to work or become a permanent citizen. Based on its position, in the last few decades, the Australian immigration system underwent a significant paradigm shift. Among these many changes, the main change is a shift in focus from family stream migration programs to skilled migration programs and in the overall immigration program from permanent migration to long-term temporary migration. This research was conducted with descriptive qualitative method. This paper explains skilled migration programs in migration policy in Australia. As one of the largest immigrant destinations in the world, Australia has a skilled immigration policy. It is intended that immigrants who entering Australia are skilled, intelligent and competitive people, thus helping Australia in realizing its two priority goals, namely nation development and economic growth. Skilled migration policies target globally competitive immigrants, without threatening local people of Australians from the global labor market. Since 2000, Australia's total number of skilled immigrants entering Australia comprises 65% of skilled immigrants annually. Australia's skilled migration policy is still running today and have been adopted by OECD member and other developed countries. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Kebijakan Migrasi Terampil Skilled Migration Policy Australia dalamRangka Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi NasionalEvan Alexander Nainggolan / 195120401111029 / No. 24Prodi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Brawijayaevanalexander26 AbstractInternational migration has become a major international trend in recent is one of the main destination countries for immigrants, to work or become apermanent citizen. Based on its position, in the last few decades, the Australianimmigration system underwent a significant paradigm shift. Among these many changes,the main change is a shift in focus from family stream migration programs to skilledmigration programs and in the overall immigration program from permanent migration tolong-term temporary migration. This research was conducted with descriptive qualitativemethod. This paper explains skilled migration programs in migration policy in one of the largest immigrant destinations in the world, Australia has a skilledimmigration policy. It is intended that immigrants who entering Australia are skilled,intelligent and competitive people, thus helping Australia in realizing its two prioritygoals, namely nation development and economic growth. Skilled migration policies targetglobally competitive immigrants, without threatening local people of Australians from theglobal labor market. Since 2000, Australia's total number of skilled immigrants enteringAustralia comprises 65% of skilled immigrants annually. Australia's skilled migrationpolicy is still running today and have been adopted by OECD member and otherdeveloped Labor market, Selective, Skilled migrant, Transfer internasional telah menjadi bagian integral dari globalisasi, yang ditandaidengan ekspansi dan mobilitas yang semakin besar yang menghubungkan seluruh aspekkehidupan kontemporer di dunia. Dalam konteks globalisasi, negara-negara maju padaumumnya telah membuka diri terhadap arus barang, modal, dan tenaga kerja. Namun padasudut pandang yang lain, terdapat juga negara-negara yang menolak aktivitas migrasiinternasional karena asumsi perbedaan budaya dan nilai-nilai yang dibawa imigran berpotensimenjadi ancaman terhadap identitas nasional. Dalam konteks ekonomi, migrasi internasionaldiasumsikan sebagai satu instrumen yang berdampak positif pada pembangunan danpertumbuhan ekonomi. Hubungan antara migrasi dan pembangunan ini didasarkan padahuman resources atau proses transfer-knowledge tenaga kerja ahli / terampil ke tenaga kerjatidak terampil; transfer teknologi negara berkembang ke negara maju pada peningkatansumber daya manusia Hollifield, 201224. Migrasi tenaga kerja lintas negara telah menjadi tren internasional utama dalambeberapa dekade terakhir. Jika berkaca pada sudut pandang mikro, hal ini didasarkan padaalasan klasik orang datang ke negara lain – pada umumnya negara yang lebih maju – untukmemperbaiki standar hidup, meningkatkan pendapatan, dan mengharapkan kesejahteraanfinansial. Pekerja imigran pada dasarnya disebut sebagai pencari peluang ekonomi yangperilaku dan pilihan spasialnya ditentukan oleh kondisi ekonomi yang lebih menguntungkandi daerah atau negara tujuan daripada di negara asalnya. Oleh karenanya jika berkaca melaluisudut pandang makro, masuk akal jika negara maju maupun negara yang tumbuh lebih cepat,menarik lebih banyak migran untuk datang. Dalam asumsi ekonomi terbuka, imigrasi tenagakerja internasional pada dasarnya meningkatkan konsumsi dan Gross Domestic ProductGDP serta berimplikasi kepada tren pertumbuhan ekonomi yang lebih besar Brunow et al.,20151028.Dewasa ini, mayoritas pemerintah di negara-negara maju memiliki berbagaipersyaratan dan kualifikasi untuk menerima kedatangan migran tenaga kerja. Selain harusdatang dengan legal secara hukum, tenaga kerja migran dituntut untuk berketerampilan tinggiuntuk dapat diterima di negara-negara tujuannya. Dalam hal ini, pemerintah negara-negaramaju memilih imigran terampil baik untuk mengisi kesenjangan pasar tenaga kerja dan untukmengatasi preferensi populer imigrasi terampil skilled migration. Migran yang datangmelalui aliran visa terampil sering kali dianggap lebih mudah diintegrasikan dan tidakmembebani negara nantinya. Lebih lanjut, meskipun imigran yang sangat terampil disebutdapat menggantikan pekerja rumah tangga, ada persepsi publik di banyak negara bahwaimigran terampil ini cenderung tidak bersaing dan mengganggu ranah pekerja lokal. Lebihlanjut, asumsi tersebut menciptakan segregasi antara migrasi tenaga kerja tidak terampil,semi-terampil, dan terampil menurut keterampilannya yang mudah dibedakan Boucher,20202.Imigran terampil merupakan sumber penting dari bakat, inovasi, dan pendapatan bagipemerintah host-countries. Dalam ranah birokrasi yang politis, kebijakan imigrasi terampilmerupakan pengejawantahan dari preferensi pemerintah yang semakin meningkat untuktenaga kerja yang jauh lebih terampil daripada tenaga kerja lokalnya. Seluruh negaraOrganisation for Economic Co-operation and Development OECD telah mengembangkanprogram imigrasi terampil dalam kebijakan imigrasinya. Beberapa penelitian menunjukkanbahwa para petinggi pemerintahan atau birokrat di negara maju yang sering dijadikan negaratujuan tenaga kerja asing lebih memilih imigran terampil, bahkan jika migran tersebutmenghadirkan persaingan pasar tenaga kerja langsung untuk pekerja terampil rumah tangga Wright, 2015308. Selain itu, imigran yang masuk melaui visa terampil kurang bergantungpada kondisi terbaik negara tujuan, karena mereka didatangkan berdasarkan keterampilan dankesiapan pasar tenaga kerja. Tren skilled migration telah menarik minat banyak negara maju dan diprediksi menjadisalah satu mekanisme migrasi internasional di masa mendatang. Mengingat besarnya peluangdan prospek tenaga kerja terampil, tulisan ini mencoba untuk menganalisis penerapanprogram imigrasi terampil skilled migration terhadap kebutuhan tenaga kerja pasar danimplikasinya dalam pembangunan Australia secara PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Tulisan ini bertujuan untukmenjelaskan program program migrasi terampil skilled migration dalam kebijakan migrasiAustralia. Sumber data tulisan ini sepenuhnya bersifat data sekunder, yakni mengolahinformasi dan data dari buku, artikel jurnal, karya tulis ilmiah, sumber online, dan sebagainyayang ditulis oleh pihak ketiga, yang memiliki relevansi dengan dengan kebijakan skilledmigration. Pemerintah Australia menyadari kebutuhan akan tenaga kerja asing yang telahberkontribusi dalam aktivitas ekonominya selama ini, dan oleh karena itu, pemerintahAustralia menciptakan kebijakan skilled migration – hanya imigran terbaik, tercerdas, danterampil di lingkungan global yang dapat masuk ke Australia. Negara ini juga diuntungkandengan persepsi publiknya bahwa imigran terampil – walaupun mereka mampu – cendeungtidak bersaing dan menggangu ranah dan pasar tenaga kerja ini turut menyertakan pendekatan Neoklasik. Menurut pendekatan ini, strukturgaji mampu mempengaruhi imigrasi dan mobilitas untuk berpindah dari satu negara kenegara lain. Hal ini menjelaskan sudut pandang mikro tentang keinginan mendapatkan upahyang lebih tinggi daripada, standar hidup yang lebih baik, dan keadaan host-country yanglebih maju daripada negara asalnya. Dalam sudut pandang makro, negara-negara yangmemiliki tingkat dan percepatan pembangunan ekonomi yang tinggi cenderungmendatangkan lebih banyak imigran asing. Hal ini merupakan konsekuensi logis daripergerakan modal dan tenaga kerja. Di samping itu, negara seringkali memiliki masalahterhadap tenaga kerja asing. Negara dapat menciptakan mekanisme yang secara ketatmenyeleksi agar hanya imigran-imigran terampil yang dapat memasuki negaranya, agar tidakmenjadi beban di negara penerima di masa Terdapat dua pendekatan utama dalam mendefinisikan terampil’ dalam diskursusmigrasi internasional. Pertama, ialah pendekatan pendidikan. Pendekatan ini mendefinisikan'keterampilan' menurut tingkat pendidikan yang diperoleh seorang migran, dengan merekayang memiliki kualifikasi pasca sekolah menengah atau lebih tinggi diklasifikasikan sebagai'terampil'. Para analis ekonom melontarkan kritik terhadap pendekatan pendidikan karenamelakukan generalisasi dan penyetaraan keterampilan, di mana gelar tersier dari Harvarddapat disandingkan dengan gelar dari institusi yang lebih tidak bergengsi Chand & Tung,2019345. Pendekatan kedua adalah pendekatan alternatif. Tidak hanya mempertimbangkan faktortenaga kerja yang berpendidikan tinggi, pendekatan ini turut memperhitungkan mereka yangtidak memiliki pendidikan/kualifikasi formal namun dipekerjakan dalam pekerjaan sains danteknologi dalam kategoti 'sangat terampil'. Pendekatan ini menyadari bahwa tidak semuaorang memiliki kesetaraan dalam aksesibilitas pendidikan, namun kemampuan tenaga kerjadalam menguasai teknologi dan saintifik adalah hal yang berbeda Boucher, 20204.Berbicara tentang keterampilan dan secara khusus dalam konteks migrasi terampil,Australia adalah salah satu negara anggota OECD sekaligus menjadi kolaborator globaldalam mempromosikan program migrasi terampil. Berkaca pada posisinya, Australiamerupakan salah satu negara tujuan utama bagi para imigran asing. Negara ini telahmemperoleh banyak manfaat dari kontribusi penting yang telah diberikan para tenaga kerjaimigran terhadap kinerja dan perkembangan ekonominya. Namun, imigrasi internasionalsejatinya tetap menjadi bahan perdebatan publik. Salah satu isu menonjol yang menopangperdebatan adalah kekhawatiran yang meluas di negara-negara tuan rumah bahwa imigrasimerusak prospek pasar tenaga kerja masyarakat asli Islam & Fausten, 2008S66. Olehkarena itu, Australia memerlukan kebijakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerjaekonomi tanpa merusak pasar tenaga kerja beberapa dekade terakhir, Australia telah merancang program skilled migrationpermanen yang besar, dengan membawa dua tujuan prioritas pembangunan bangsa danpertumbuhan ekonomi. Dalam hal kebijakan migrasi, fokus utama Australia berorientasi padatenaga kerja berketerampilan tinggi di setiap bidangnya. Sistem imigrasi Australia mengalamiperubahan paradigma yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Di antara banyakperubahan, perubahan utama ialah pergeseran fokus dari program migrasi keluarga familystream migration menuju program migrasi terampil skilled migration dan dalam programimigrasi secara keseluruhan dari migrasi permanen ke migrasi sementara jangka memperkenalkan reformasi migrasi terampil utama mulai tahun 1999. Singkatnya, pemerintah Australia bertujuan untuk menarik 'yang terbaik dan tercerdas' di lingkunganglobal yang semakin kompetitif, yang didefinisikan sebagai migran terampil yang membantunegara dalam memanifestasikan kepentingan ekonomi nasionalnya Elsa, 2010.Setelahnya, mekanisme penerimaan imigran dan tenaga kerja asing ke Australiamenjadi semakin selektif dan ketat. Hal ini merujuk pada serangkaian tes wawasan danpengetahuan yang disebut sebagai tes pra-migrasi. Dalam prosesnya, pelamar utama /primary applicant dengan kemampuan bahasa Inggris yang relatif buruk, kredensial yangtidak valid, kualifikasi di bidang yang terkait dengan permintaan pasar tenaga kerja yangrendah, dan usia di atas 45 tahun dikeluarkan pada titik masuk melalui pengujian berbasispoin dengan target yang telah ditentukan. Mekanisme pra-migrasi tes juga melibatkanpengetahuan seputar bahasa Inggris sebagai bahasa universal dan secara khusus sebagaibahasa nasional Australia. Indikator dari tes bahasa Inggris ditentukan oleh skorInternational English Language Testing System IELTS Band 5 atau lebih tinggi dalamberbicara, mendengarkan, membaca, dan juga menulis. Pada tahun 2005, Australiamemperbaharui skilled migration program dengan mengenalkan jalur studi-imigrasi dansetidaknya 50% pekerja migran terampil yang masuk adalah mantan siswa internasionalsekolah dan universitas terkemuka Hawthorne, 20142.Kebijakan imigrasi terampil Australia terbukti membawa pengaruh positif terhadappendapatan riil dan pertumbuhan ekonomi Australia dan semakin terfokus pada keterampilanmigran sebagai kriteria untuk memasuki negara. Antara tahun 2000-2006, jumlahkeseluruhan penerimaan imigran tahunan oleh Australia adalah sekitar migrasi terampil menyumbang sekitar 65% dari visa migrasi ke Australia yangdiberikan pada tahun 2004-2005, di mana sepertiga dari jumlah ini diperoleh pelajar asingIslam & Fausten, 2008S67. Dua dekade berikutnya – setelah banyak pembaharuan kinerjamigrasi terampil –pada 2014-2017, Australia menerima setidaknya imigran, di manasekitar di antaranya adalah imigran terampil. Jumlah total imigran merupakanpeningkatan besar dari imigran tetap yang diterima pada tahun 1996, meskipunmenurun jika dibandingkan dengan tahun 2012 dengan total imigran yang masukChand & Tung, 2019342.Program skilled migration yang dirancang Australia tidak selalu berjalan dengan baik,malah memiliki perbedaan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan negara OECDlain, seperti Kanada, Amerika Serikat, atau Selandia Baru. Satu Pada tahun 2017, dari migranterampil yang tiba di Australia, 87% menetap di dua kota terbesar Sydney dan ini terjadi dengan latar belakang tantangan infrastruktur di kota-kota terbesar sementara bagian lain di Australia sebenarnya juga memerlukan lebih banyak imigran. Masalah lainnyaadalah potensi segregasi dan kesenjangan antara tenaga kerja imigran terampil dan tidakterampil. Hal ini berdampak pada penetapan upah minimum dan posisi-posisi strategis dilembaga vital yang pada umumnya lebih menguntungkan tenaga kerja terampil. Secaraabsolut, pekerja terampil asli/lokal lebih berpotensi menghadapi persaingan dari tenaga kerjamigran terampil daripada tenaga kerja tidak terampil asli/lokal Islam & Fausten, 2008S69.Merujuk pada potensi permasalahan tersebut, Australia menyusun rencana menciptakan dua skema percontohan yang ditujukan untuk mendukung seluruhbakat masyarakat lokal dan imigran serta menyentuh inovasi di seluruh wilayah AustraliaChand & Tung, 2019341.Pertama, Global Talent Scheme and Supporting Innovation in Australia. Program iniberupaya untuk mendukung pertumbuhan bisnis, transfer keterampilan, penciptaan lapangankerja dengan menarik bakat-bakat global berketerampilan tinggi untuk membantu mendorongbisnis inovatif di Australia. Program ini berfokus pada menarik minat tenaga kerja ahli asingdan bakat global dalam keterampilan sains, teknologi, teknik, dan matematika yangdibutuhkan untuk bidang-bidang seperti robotika dan bioteknologi yang akan membantusektor-sektor lainnya berkembang dan mengalir untuk memberi manfaat bagi seluruhmasyarakat Australia. Kedua, Supporting Innovation in South Australia. Skema ini dirancanguntuk mendukung Australia Selatan dalam menarik wirausahawan, tenaga ahli, dan investorasing yang memiliki ide inovatif dan meluncurkan start-up. Kedua skema ini berjalan dengansangat baik; jumlah investasi asing dan transfer teknologi meningkat dengan hal tersebut, pada 2019 pemerintah Australia memperkenalkan dua programvisa regional baru yang akan mewajibkan pekerja terampil untuk tinggal dan bekerja diwilayah regional di luar kota-kota besar selama tiga tahun sebelum memenuhi syarat untukmengajukan permohonan izin tinggal permanen Grattan, 2019. Kebijakan migrasi terampilpada akhirnya berkontribusi pada liberalisasi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi jangkapanjang Australia. Konsistensi dari sistem penerimaan migran yang semakin selektifmembantu Australia dalam menerima imigran yang memiliki kompetensi dan kualifikasiterbaik yang dapat bersaing secara global. Tidak hanya tenaga kerja, para pelajar asing yangdatang ke Australia menambah daya asing lokal sehingga taraf pendidikan berjalan dengankompetitif. Kebijakan dan program skilled migration telah berjalan dalam waktu yang cukuplama dan dalam hal ini, telah menjadi parameter penting dalam menciptakan ekosistemmigrasi Australia yang terampil. KESIMPULANMigrasi internasional telah menjadi diskursus panjang dalam globalisasi dan menjadibagian integral dalam hubungan internasional. Migrasi internasional membuat kajianhubungan internasional semakin kompleks mengingat perpindahan manusia dari satu tempatke tempat lain. Alasan orang berimigrasi dapat dilihat melalui dua sudut sudut pandang mikro individu, tujuan orang berimigrasi ialah untukmemperbaiki standar hidup, meningkatkan pendapatan, dan mengharapkan kesejahteraanfinansial, serta mencari peluang ekonomi. Berdasarkan sudut pandang makro individu,proyek pembangunan ekonomi dan kondisi negara maju menarik banyak tenaga kerja untukberimigrasi. Hal ini disebabkan oleh pergerakan sumber dayamodal yang masuk diikuti olehmasuknya sumber daya manusia. Tidak hanya tenaga kerja, orang-orang berimigrasi jugadidorong oleh alasan pendidikan, kebijakan migrasi berbasis keluarga menuju migrasi terampil yangdilakukan Australia merupakan salah satu contoh reformasi visa migrasi. Kebijakan skilledmigration Australia bertujuan membentuk ekosistem tenaga kerja yang berketerampilantinggi di setiap bidangnya, begitupun dengan pelajar di bidang pendidikan. Dalam prosesnya,rangkaian tes penerimaan imigran disebut sebagai tes pra-migrasi. Tes ini meliputipersyaratan umur, kredensial/sertifikat legalitas migrasi, kualifikasi dan kompetensi di bidangterkait yang sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja Australia, serta tes khusus bahasaInggris diindikatori oleh skor IELTS. Seluruh bentuk pengujian tersebut berbasis poin denganmasing-masing skor target yang telah ditentukan. Pra-migrasi membuat sistem penerimaanmigran Australia jauh lebih selektif dan ketat di mana setiap tahunnya, lebih dari 50% pekerjamigran dan pelajar yang masuk ke Australia adalah migran terampil lulusan sekolahinternasional migrasi terampil pada akhirnya menjadikan Australia sebagai kolaboratordalam mempromosikan program migrasi yang selektif. Penerimaan imigrasi berketerampilantinggi yang terus-menerus di Australia sejak 1999 adalah bukti reformasi visa Australiadalam memanifestasikan dua tujuan prioritasnya, yakni pembangunan bangsa danpertumbuhan ekonomi nasional. Australia menyadari persaingan global yang semakinkompleks di masa mendatang dan memahami bahwa dengan masuknya imigran dan tenagakerja yang terampil dapat membantu pemerintah Australia mewujudkan tujuan telah memperoleh banyak manfaat dari kontribusi penting yang diberikan oleh paraimigran terampil di berbagai bidang, yang berimplikasi pada transfer pengetahuan, pertumbuhan ekonomi, dan sistem penerimaan imigran yang mulai ditiru oleh negara-negaramaju lain. DAFTAR PUSTAKABoucher, A. K. 2020. How Skill’ Definition Affects the Diversity of Skilled Immigration Policies. Journal of Ethnic and Migration Studies, 4612, 2533–2550. Brunow, S., Nijkamp, P., & Poot, J. 2015. The Impact of International Migration on Economic Growth in the Global Economy pp. 1027–1075. Chand, M., & Tung, R. L. 2019. Skilled Immigration to Fill Talent Gaps A Comparison of the Immigration Policies of the United States, Canada, and Australia. Journal of International Business Policy, 24, 333–355. Elsa, K. 2010, June 18. Overseas Students Immigration Policy Changes 1997-May 2010. L. 2014. A Comparison of Skilled Migration Policy Australia, Canada and New Zealand. SSRN Electronic Journal. Hollifield, J. F. 2012. Migration and International Relations. Oxford University Press. Islam, A., & Fausten, D. K. 2008. Skilled Immigration and Wages in Australia. Economic Record, 84Supplement S1, S66–S82. Wright, C. F. 2015. Why Do States Adopt Liberal Immigration Policies? The PolicymakingDynamics of Skilled Visa Reform in Australia. Journal of Ethnic and Migration Studies, 412, 306–328. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
1 Dampak Positif. Berikut ini terdapat beberapa dampak positif migrasi, yakni sebagai berikut: Meningkatkan kesejahteraan ekonomi penduduk, yaitu penduduk yang tinggal di suatu wilayah hidupnya kurang sejahtera, maka dari itu pemerintah mengadakan program migrasi bentuk peduli pemerintah terhadap rakyat. dalam menemukan pekerjaan.
MengapaMigrasi ke Australia Tinggal di Australia adalah seperti mimpi menjadi nyata. Australia adalah Negara multibudaya, dan merupakan salah satu komunitas masyarakat yang paling beragam di dunia dan sering disebut sebagai tanah yang penuh kesempatan untuk orang-orang dari berbagai suku bangsa.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam jangka waktu tertentu. Migrasi dapat bersifat permanen atau sementara. Migrasi umumnya dilakukan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, entah itu dari segi ekonomi, sosial, maupun religius. Migrasi merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepadatan dan persebaran penduduk. Wilayah yang lebih menarik untuk para migran akan memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah yang tidak menarik. Migrasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Migrasi yang tinggi akan menyebabkan pertumbuhan penduduk yang tinggi pula sedangkan angka emigrasi yang tinggi justru akan menyebabkan pertumbuhan penduduk negatif. Ruang Lingkup Migrasi Migrasi Internal Migrasi Eksternal Migrasi Terpaksa Durasi Migrasi Migrasi Permanen Migrasi Semi Permanen Migrasi Musiman Migrasi Komuter/Ulang-alik Penyebab Migrasi Faktor Pendorong Faktor Penarik Model Migrasi Prinsip Migrasi Ravenstein Tren Migrasi Tren Migrasi Dunia Negara Penerima Migran Terbanyak Negara Penyumbang Migran Terbanyak Koridor Migrasi Tersibuk di Dunia Tren Migrasi Lokal Dampak Migrasi Dampak Positif Migrasi Global Lokal Dampak Negatif Migrasi Global Lokal Referensi Ruang Lingkup Migrasi Terdapat dua ruang lingkup migrasi secara umum, yaitu internal dan eksternal. Ruang lingkup internal migrasi merujuk kepada perpindahan dalam negara sendiri antar wilayah sedangkan eksternal meliputi perpindahan antar negara. Namun, Jay Weinstein dan Vijayan Pillai pada tahun 2011 mengklasifikasi lingkup ketiga dari migrasi, yaitu migrasi terpaksa. Migrasi Internal Migrasi internal bersifat antar wilayah namun tetap berada di dalam negara yang sama. Pergerakan ini umumnya disebabkan oleh perbedaan nilai faktor pendorong dan penarik antar wilayah. Migrasi Umumnya Terjadi dari Desa Menuju Kota Pada kasus migrasi internal, umumnya perpindahan terjadi dari wilayah yang kurang berkembang secara ekonomi ke wilayah yang berkembang secara ekonomi. Salah satu contohnya adalah perpindahan penduduk ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya dari desa-desa disekitarnya. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus migrasi internal yang dapat kita amati pada kegiatan sehari-hari Perpindahan rural-urban. Perpindahan ini kerap disamakan dengan urbanisasi dan merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan populasi kota yang tinggi serta lambatnya kemajuan di desa-desa. Perpindahan regional terjadi antar provinsi, kabupaten, atau antar pulau. Perpindahan ini umumnya disebabkan karena faktor ekonomi, sosial, atau keluarga. Perpindahan intra-urban/dalam kota. Perpindahan ini terjadi ketika kita tetap berada dalam kota yang sama namun berubah posisinya. Contohnya adalah ketika kita melakukan commuting atau berpindah rumah. Perpindahan dari kota konurbasi atau kota besar. Perpindahan ini umumnya terjadi pada pensiunan atau pekerja yang lelah dengan kehidupan perkotaan yang sangat dinamis dan penuh stress. Perpindahan ini juga dikenal sebagai urban-rural. Perpindahan karena faktor politis/kebijakan. Perpindahan ini umumnya disebabkan oleh kebijakan yang memaksa, menarik, atau mendorong seseorang untuk pindah. Kebijakan tersebut dapat berupa transmigrasi, pemberian upah jika ingin bermigrasi, atau paksaan relokasi kepada masyarakat tertentu. Migrasi Eksternal Migrasi eksternal meliputi perpindahan antar negara. Pergerakan ini, sama seperti migrasi internal, disebabkan oleh perbedaan faktor pendorong dan penarik antar negara. Pada kasus migrasi eksternal, secara politis, proses migrasi lebih dipengaruhi oleh kebijakan negara tujuan dibandingkan dengan negara asal. Dokumen-dokumen yang harus dibawa dan persyaratan lainnya menjadi kendala bagi terjadinya migrasi eksternal. Migrasi eksternal umumnya terjadi antara negara yang maju dengan negara yang berkembang. Banyak pekerja atau dari negara berkembang memilih untuk tinggal di negara maju sembari berkerja atau melanjutkan studi, namun banyak juga pekerja dari negara maju yang ditempatkan di negara berkembang dan merasa nyaman, sehingga melanjutkan untuk tinggal disitu. Berikut ini adalah beberapa contoh migrasi eksternal yang dapat kita amati pada kehidupan sehari-hari Pengungsi dapat dianggap sebagai migrasi terpaksa yang bermigrasi secara eksternal ketika dia berpindah negara untuk mendapatkan suaka. Contoh paling nyata dari pengungsi ini adalah para pengungsi Rohingya, Suriah, serta minoritas-minoritas Afrika yang terpapar perang sipil dan konflik kekuasaan. Pekerja ekspatriat dapat dianggap sebagai migrasi eksternal karena dia berpindah negara untuk berkerja. Contohnya adalah insinyur perminyakan dari Amerika yang berkerja untuk Shell dan ditempatkan di Kuwait. Pelajar yang menempuh pendidikan tinggi di luar negri dapat dianggap sebagai migran eksternal. Contohnya adalah pelajar Republic of indonesia yang sedang berkuliah di Inggris Pensiunan dapat dianggap sebagai migran eksternal ketika dia pensiun di negara lain selain negara asalnya. Contohnya adalah pensiunan asal Amerika yang pensiun di Swiss karena menyukai alamnya. Migrasi Terpaksa Migrasi terpaksa tidak terkait lingkup spasial seperti internal dan eksternal namun lebih dipengaruhi lingkup kemauan. Seorang migran dapat dibilang terpaksa ketika dia dipaksa baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk berpindah dari tempat tinggalnya. Perang Merupakan Salah Satu Alasan Migrasi Terpaksa Contoh nyata dari migrasi terpaksa adalah pengungsi yang pergi dari daerah peperangan di Suriah dan Afrika. Selain itu, pengungsi yang pergi dari wilayah bencana seperti Lombok dan Palu juga dapat dianggap sebagai migran terpaksa. Karena, pada dasarnya, mereka tidak mau meninggalkan tempat tinggalnya, hanya saja karena terjadi perang atau bencana, mereka terpaksa mencari tempat yang lebih aman. Durasi Migrasi Migrasi memiliki durasi yang berbeda-beda. Meskipun menurut BPS, seseorang harus tinggal di suatu tempat dalam rentang waktu tertentu untuk dianggap sebagai migrasi, ada pula yang berpendapat bahwa setiap kegiatan berpergian melewati batas wilayah adalah migrasi. Oleh karena itu, secara umum terdapat 4 kategori migrasi jika dilihat dari jangka waktu menetapnya. Keempat kategori tersebut adalah Migrasi Permanen Migrasi dianggap permanen ketika para migran bermigrasi untuk selamanya, atau berniat untuk menetap pada wilayah tersebut selamanya. Berikut ini adalah beberapa contoh dari migrasi permanen Transmigrasi Northward-S shift di Inggris Urbanisasi ke kota-kota besar Perdagangan budak Perpindahan dari negara koloni ke negara inang Migrasi antar negara Migrasi Semi Permanen Migrasi dianggap semipermanen ketika para migran hanya berniat untuk menetap selama beberapa tahun pada wilayah tujuannya. Pekerja Pada Pengeboran Minyak Lepas Pantai Tergolong Migran Semi-permanen Migrasi ini umumnya terjadi pada pelajar yang belajar di daerah/negara lain, pekerja dengan penempatan luar kota/negri, serta diplomat dan korps diplomatiknya. Contoh dari migrasi semipermanen antara lain adalah Korps diplomatik Pekerja ekspatriat Mahasiswa & Pelajar Migrasi Musiman Migrasi dapat dikategorikan sebagai musiman ketika para migran hanya menetap selama beberapa minggu atau bulan pada tempat tujuannya. Migrasi seperti ini umumnya terjadi pada saat musim panen dimana para petani dan tuan tanah membutuhkan tenaga tambahan untuk memanen tumbuhan selama durasi musim panen. Oleh karena itu, para petani membuka lapangan kerja bagi para buruh tani yang ingin membantu panen. Penambahan lapangan pekerjaan ini menciptakan faktor penarik migrasi. Setelah musim panen, pekerja tambahan tersebut akan digaji dan mereka pun kembali ke tempat asalnya. Contoh lain migrasi musiman adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi di universitas luar kota dengan jarak yang cukup jauh. Misalnya mahasiswa tersebut berasal dari Papua dan berkuliah di Bandung. Karena faktor jarak dan harga transportasi yang tinggi, mahasiswa tersebut hanya dapat pulang pada saat libur semester, sehingga dalam setahun, dia akan menetap selama ii semester di Bandung. Migrasi Komuter/Ulang-alik Migrasi dan komuter secara fundamental memiliki perbedaan dalam jangka waktu dan tujuan berpindahnya. Migrasi untuk menetap atau semi menetap sedangkan komuter untuk datang/singgah saja. Namun, pada kasus ini, akan disimplifikasi sehingga komuter dan migrasi dianggap sama, yaitu perpindahan tempat, hanya saja durasi waktu dan tujuannya berbeda. Kereta Commuter Merupakan Salah Satu Pilihan Transportasi Bagi Para Pekerja yang Melakukan Ulang-Alik Komuter umumnya terjadi pada pekerja dan mahasiswa yang memiliki tempat tinggal pada wilayah yang berbeda dengan tempat kerja/kuliah nya. Contohnya adalah pekerja yang tinggal di Tangerang dan berkerja di DKI Jakarta atau mahasiswa yang tinggal di Cimahi dan berkuliah di Bandung. Penyebab Migrasi Ada banyak teori yang menjelaskan mengenai alasan orang-orang melakukan migrasi. Teori yang sering digunakan ketika membahas penyebab migrasi adalah teori push and pull factors. Teori Migrasi Everett S Lee Teori ini dikemukakan oleh Everett untuk menjelaskan mengapa orang-orang berpindah tempat tinggal. Teori ini berfokus pada dua aspek yaitu faktor pendorong dan faktor penarik migrasi. Faktor Pendorong Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang menyebabkan seseorang ingin meninggalkan suatu tempat. Faktor pendorong membuat orang tersebut tidak nyaman untuk tinggal di daerah asalnya, sehingga dia mencari tempat tinggal baru. Berikut ini adalah beberapa contoh faktor pendorong migrasi Kurangnya infrastruktur di daerah asal Rendahnya ketersediaan fasilitas pendidikan di daerah asal Kurangnya kesempatan kerja/aktivitas ekonomi di daerah asal Masalah dengan tetangga atau lingkungan sekitar Konflik atau bencana pada daerah asal Dipaksa pindah oleh kebijakan pemerintah atau oleh lingkungan Faktor Penarik Faktor penarik adalah faktor yang menyebabkan seorang ingin pindah ke suatu tempat. Faktor penarik membuat tempat tersebut terlihat sangat hebat dan menarik untuk ditinggali sehingga orang-orang mau untuk berpindah. Berikut ini adalah beberapa contoh faktor penarik migrasi Infrastruktur yang lengkap dan tersedia dengan baik Banyak tersedia lapangan pekerjaan Aksesibilitas terhadap perguruan tinggi yang memadai Kebijakan migrasi yang mudah Keberadaan keluarga atau kerabat yang dekat pada lokasi tujuan Pertumbuhan ekonomi tinggi Model Migrasi Ketika kita sudah mengetahui alasan orang-orang melakukan migrasi, kita perlu memodelkan migrasi tersebut dan mengetahui hukum yang berlaku dalam bermigrasi. Salah satu acuan dasar teori migrasi yang sering digunakan adalah prinsip milik Ravenstein. Prinsip Migrasi Ravenstein Ravenstein mengamati bahwa perilaku migrasi orang-orang mengikuti pola tertentu. Pola-pola tersebut dituangkan dan disarikan menjadi prinsip migrasi. Berikut ini adalah prinsip migrasi yang disebutkan oleh Ravenstein Migran lebih suka berpindah ke tempat yang dekat. Semakin jauh jarak tempat tujuan, semakin sedikit jumlah migran yang akan berpindah kesana Migrasi terjadi dalam gelombang dan sedikit-sedikit, tidak langsung banyak. Selain itu, terdapaat pula arus lawan urbanisasi dan counter-urbanisasi. Emigrasi adalah kebalikan dari imigrasi Migrasi adalah perpindahan masuk atau keluar dari suatu wilayah, net migrasi adalah nilai selisih antara yang keluar dengan yang masuk Migran yang bermigrasi melewati jarak jauh cenderung berakhir di kota industri atau pusat ekonomi Perempuan bermigrasi lebih sering dibandingkan dengan pria, namun pria menempuh jarak yang lebih jauh ketika bermigrasi Penduduk kota cenderung lebih malas bermigrasi dibandingkan dengan penduduk desa. Selain 7 prinsip diatas, terdapat beberapa tambahan prinsip dalam migrasi yang dimasukkan dan diamati setelah Ravenstein mempublikasikan karyanya Migrasi umumnya terjadi secara bertahap. Orang-orang semakin banyak meninggalkan daerah pedesaan Orang-orang bermigrasi umumnya karena masalah ekonomi Rata-rata migran berumur 20-34 tahun Terkecuali perpindahan jarak dekat, pada negara berkembang, laki-laki memiliki mobilitas migrasi yang lebih tinggi Semakin banyak migran yang tidak dapat menemukan tempat tinggal pada daerah tujuannya sehingga menyebabkan terbentuknya daerah kumuh atau slum area. Tren Migrasi Setelah membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan migrasi, ada baiknya kita melihat aplikasi teori tersebut pada dunia nyata. Kita perlu mengamati fenomena migrasi antar negara dan internal dalam negara di negara-negara dunia. Dengan pengamatan ini, diharapkan bahwa kita dapat menarik kesimpulan mengenai migrasi secara umum. Tren Migrasi Dunia Secara umum, migrasi di dunia semakin hari semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh kebijakan open borders yang meningkatkan mobilitas masyarakat antar wilayah. Oleh karena itu, migrasi menjadi lebih mudah dilakukan di era modern. Migrasi besar-besaran awalnya terjadi pada saat kelaparan besar di Irlandia. Fenomena ini menyebabkan masyarakat Irlandia berpindah ke Amerika Serikat untuk memulai kehidupan yang baru. Kenapa ke Amerika Serikat? Karena negara tersebut sudah menganut demokrasi, memiliki banyak tanah yang bebas, dan dianggap tidak bersifat tirani, sehingga menarik bagi para migran. Negara Penerima Migran Terbanyak Amerika Serikat 49,777,000 Kingdom of saudi arabia 12,185,000 Jerman 12,165,000 Rusia eleven,165,000 Inggris Raya eight,842,000 Uni Emirat Arab viii,313,000 Prancis 7,903,000 Kanada 7,861,000 Commonwealth of australia 7,036,000 Spanyol five,947,000 Kira-kira, Republic of indonesia menampung berapa banyak migran ya? Ternyata kita menampung sejumlah 346,000 orang, atau peringkat 86 dunia. Negara Penyumbang Migran Terbanyak Bharat 16,588,000 Meksiko 12,965,000 Rusia ten,636,000 China nine,962,000 Bangladesh seven,400,000 Suriah half dozen,864,000 Pakistan four,700,000 Ukraina v,942,000 Filipina five,681,000 Inggris Raya 4,912,000 Indonesia pada saaat ini menyumbang sebanyak 4,234,000 migran ke berbagai negara. Angka ini mendapatkan kita posisi 13 di urutan negara yang mengirimkan migran paling banyak! Koridor Migrasi Tersibuk di Dunia Libya-Uni Eropa Meksiko-Amerika Serikat Maroko-Uni Eropa Rusia-Ukraina Bangladesh-India Nepal-India Turki-Jerman Asia Selatan-Negara Teluk People’s democratic republic of algeria-Prancis Kazakhstan-Rusia Kuba-Amerika Serikat China-Amerika Utara Republic of india-Amerika Utara Filipina-Amerika Utara Vietnam-Amerika Utara Korea Selatan-Amerika Utara Communist china-Commonwealth of australia Prc-Hong Kong Vietnam-Australia Hong Kong-Kanada Tren Migrasi Lokal Migrasi lokal umumnya terjadi sesuai dengan prinsip ravenstein dan faktor pendorong/penarik, yaitu menuju kota-kota besar atau pusat pertumbuhan ekonomi Tren ini menyebabkan kota-kota besar menjadi semakin besar dan desa-desa menjadi semakin sedikit populasinya. Oleh karena itu, terjadi peningkatan primasi kota, sehingga Indonesia nantinya dapat didominasi oleh beberapa kota yang sangat besar dan dikelilingi oleh kota-kota satelit serta hinterland berupa daerah pertanian dan pedesaan minim penduduk. Contoh nyata dari fenomena migrasi lokal adalah banyaknya orang-orang yang bermigrasi ke kota besar dari daerah sekitarnya. Kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya menerima ratusan bahkan ribuan migran setiap harinya. Oleh karena itu, sangat sulit mendapatkan information kependudukan yang akurat mengenai kondisi demografis ataupun struktur populasi pada wilayah tersebut. Migrasi dapat memiliki dampak positif maupun negatif pada suatu negara/wilayah. Dampak yang dirasakan sangat tergantung pada kesiapan wilayah tersebut dan kualitas para migran. Namun, dampak yang diakibatkan oleh migrasi tidak terbatas pada wilayah yang didatangi oleh migran, migrasi juga mempengaruhi wilayah asal migran. Dampak Positif Migrasi Pada kasus ini, dampak positif akan dilihat dari perspektif global dan lokal. Perspektif global menyoroti dampak positif dari migrasi eksternal masyarakat Republic of indonesia serta imigrasi pekerja asing yang masuk ke indonesia. Perspektif lokal akan menyoroti dampak migrasi internal yang dilakukan masyarakat Indonesia antar provinsi, kota, kabupaten, atau satuan wilayah lainnya. Ketika Emas Ditemukan, Orang akan Berbondong-Bondong Bermigrasi ke Daerah Tersebut, Menciptakan Sebuah Boomtown. Global Pembentukan komunitas diaspora yang nantinya dapat menjadi tokoh pembangun negri. Pemicu transfer ilmu dari institusi pendidikan dan riset luar negri Menjadi sumber remmitance Migran asing ekspatriat akan meningkatkan kualitas pekerjaan serta produktivitas dalam bidang-bidang tertentu yang dikuasainya Menjadi salah satu sarana pertukaran budaya dan propagasi budaya Indonesia di luar serta budaya luar di Indonesia. Lokal Menjadi sarana pertumbuhan penduduk bagi boomtown dan kota-kota yang memiliki konsentrasi industri tinggi. Kota-kota tersebut memerlukan pekerja dalam jumlah banyak sehingga perlu migrasi. Menjadi salah satu faktor yang diharapkan dapat mensuplai tenaga kerja di kawasan ekonomi khusus. Diharapkan migran akan datang ke kota-kota di sekitar KEK untuk berkerja di KEK tersebut. Migrasi dapat meningkatkan keberagaman budaya dalam suatu wilayah. Hal ini dikarenakan penduduknya berasal dari berbagai wilayah, sehingga terwujdukanlah slogan berbeda-beda tetap satu. Migrasi dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Proses migrasi memerlukan banyak uang sehingga memunculkan bisnis-bisnis penunjang seperti travel agent dan jasa pindah rumah Migrasi dapat menjadi sarana pemerataan penduduk jika dikontrol dengan baik oleh pemerintah dan lembaga terkait Migrasi menciptakan kebutuhan fasilitas dan perumahan pada wilayah yang dituju. Hal ini akan mendorong pertumbuhan industri konstruksi dan konsultasi pada wilayah yang dituju Migrasi dapat meningkatkan arus kas kepada daerah asal migran. Ketika migran tersebut bekerja di kota, dia akan mengirimkan uang ke daerah asalnya untuk menyokong kehidupan keluarga atau orangtuanya. Hal ini meningkatkan sirkulasi uang yang beredar di daerah asal. Dampak Negatif Migrasi Sama seperti dampak positif, dampak negatif juga akan dilihat dari dua perspektif, global dan lokal. Perspektif global akan berfokus pada dampak negatif migrasi penduduk luar negri ke Indonesia dan sebaliknya, sedangkan lokal akan berfokus pada dampak negatif migrasi penduduk antar satuan wilayah di Indonesia. Encephalon Drain Merupakan Fenomena Kepergian Masyarakat yang Pintar Ke Negara Lain. Dampaknya Adalah Kekurangan SDM yang Berkualitas di Negara Asalnya. Global Migrasi secara global dapat menyebabkan fenomena encephalon drain pada negara asal. Fenomena ini terjadi ketika orang-orang pintar dari negara asal pergi ke negara maju untuk mengejar karir dan pendidikan, namun tidak kembali membangun negri. Migrasi akan menyebabkan konflik antar negara apabila migrasi tersebut bersifat tidak terkontrol dan terjadi secara illegal. Contoh nyata dari ini adalah Meksiko dengan Amerika Serikat serta Spanyol dengan Maroko dan negara-negara Afrika. Dapat menyebabkan degradasi budaya lokal dikarenakan terlalu banyak penduduk asing yang membawa budayanya. Hal ini dapat dilihat di kota-kota Internasional yang sudah menjadi tempat berkumpul orang-orang dari berbagai belahan dunia. Contoh kota tersebut antara lain adalah Denpasar, Jakarta, Bangkok, Chiang Mai, serta kota-kota besar lainnya Lokal Dapat menyebabkan overpopulasi pada kota-kota besar yang menjadi primadona tujuan migrasi. Contoh yang baik dari fenomena ini adalah Dki jakarta dan Bandung. Kedua kota ini merupakan kota besar yang memiliki aktivitas ekonomi berkembang dan kualitas hidup yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah sekitar. Oleh karena itu, banyak migran yang berdatangan ke kedua kota ini, sehingga industri perumahan tidak cukup sigap dalam memenuhi permintaan rumah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya wilayah kumuh atau slum surface area. Dapat menyebabkan brain bleed secara lokal. Orang-orang hebat dari desa akan cenderung pindah ke kota sehingga tidak dapat membangun desa. Penurunan populasi desa menyebabkan aktivitas ekonomi dan sosial di desa menjadi stagnan. Selain itu, pemerintah juga akan lebih mengabaikannya karena terdapat wilayah wilayah lain yang memiliki populasi lebih besar dan dianggap lebih penting. Migrasi yang terjadi secara besar-besaran dapat mengganggu struktur sosial bagi daerah yang didatangi maupun daerah yang ditinggali.   Referensi Migration Policy, Full Immigration and Emigration Population About Latest Posts Mahasiswa at Institut Teknologi Bandung Iqbal adalah anggota Tim Olimpiade Geografi Republic of indonesia TOGI dan pernah membawa pulang emas di iGeo 2017 Serbia, menjadi team leader di iGeo 2018 Quebec, dan menjadi juri OSN 2019 Manado. Kini, Iqbal melanjutkan studi di program studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung .
4LiIQ9.